Sunday, September 11, 2011

being chinese..

hal ini udah berkubang lama di pikiran gue.

being chinese..

dari gue kecil, gue udah biasa denger candaan orang jawa "kasihan kecil-kecil udah cina".

tapi entah gimana, bahkan dari kecil gue justru ingin mengidentifikasi diri gue sebagai cina. gue sering ngaca, nyipit-nyipitin mata dan bilang "ah aku kan juga mirip cina" karena nyokap gue mudanya memang kayak cina, dan kakek nenek gue juga tuanya masih mirip cina.


semakin gue besar, semakin gue mengerti kenapa orang cenderung mendiskrimasikan cina. dan justru betapa gue ingin membuktikan sebaliknya. maka mulailah pemikiran ini, bahwa


yes, i wanna marry a chinese.

gue ingin tahu kebudayaan cina. dengan warna merahnya yang indah dan ritual-ritualnya, nikah, upacara kematian, kremasi, nama cina..


gue ingin bisa melebur dalam perbedaan yang indah. karena menjadi berbeda itu sebuah anugrah. gue ingin punya keluarga yang majemuk, dengan banyak budaya yang bisa dipelajari (karena gue menghormatinya) dan ingin menjadi bagian di dalamnya ya.

seseorang dengan latar belakang keluarga chinese yang kental pasti nggak serta merta akan ngizinin seorang jawa berjilbab buat jadi bagian mereka. Tapi gue yakinin aja, bahwa pasti ADA! karena liat aja, waktu nikah, ceweknya juga 'ditutupin' kok.. hehehe #usaha
:woooh:


dan gue mengkasihani orang yang nggak bisa hidup dengan perbedaan. betapa indahnya perbedaan ketika kita bisa melihat semua dari sisi baiknya. betapa banyak hal menarik yang belum pernah kita temukan dan betapa penemuan itu justru bisa membuat kita semakin erat.

buat lo yang chinese, seeeeeeeeee? ADA LHO ORANG YANG KAYAK GUE!! yang justru ingin jadi bagian kalian, dan punya marga kalian. Berbanggalah dengan budayanya, tersenyumlah dengan perbedaannya dan yakinilah bahwa semua manusia itu sama..

nggak semua chinese itu jahat, seperti nggak semua Jawa itu baik dan terpercaya. nggak semua chinese itu pelit, orang padang juga katanya iya. nggak semua chinese itu mendiskriminasi pribumi, karena sebagian justru jatuh cinta.

dan seorang anak perempuan pun muncul di kotak visi gue tentang anak gue kelak..

dan gue berharap, ia akan punya sebuah marga Tionghoa.


Saturday, September 10, 2011

Kenalin, ini suami saya

sebagai anak ahensi, shooting ibarat pizza di kala tiap hari biasa makan warteg (literally sih).. pokoknya shooting itu kerja yang bisa hura-hura. yeah! bagi gue yang memutuskan buat pindah ke jalur digital, gue nggak nyangka bisa ikut shooting lagi..

well, i'm here today.. shooting location! dan betapa menyenangkannya bisa bersenang-senang ngatur orang, makan banyak, internetan, baca buku sambil tetep .. dibayar!!

(tya..... kepanjangan dah intronya!):galit:

ok.. ok.. :argh: emang bukan itu yang mau gue ceritain.
hari ini, ada 1 kalimat yang jadi terngiang-ngiang sama gue sampai sekarang. bukan karena singkatnya kalimat itu, tapi karena timing dan konteksnya yang menohok hati.


..........
bos gue -my favorite career woman so far- yang datang dari pagi, setelah makan siang nggak keliatan. kemudian dia datang dengan muka yang sumringah dan di belakangnya seorang pria mengikuti.

bos gue ini langsung ngampirin kami yang lagi duduk santai dan bilang sebarisan kalimat yang jadi sabab musabab gue nulis blog ini. dia bilang :
"kenalin.. ini suami saya." ---- dengan nada datar yang seolah tanpa emosi
suami saya. suami saya. suami saya. suami saya.
su..a..mi sa..ya (ya! ya! tya we got it) :yawn: :yawn:

see? "ini suami saya" yang menohok hati gue sampai jam segini.
gue bukan cuma mendengarnya secara vokal dan deretan alfabet i-n-i s-u-a-m-i s-a-y-a, tapi gue mendengar nada yang nggak pernah gue denger di kalimat apapun yang pernah diucapin bos gue ini di beberapa jam sehari pertemuan kami di kantor.

ya, gue dengan jelas mendengar sebuah kebanggaan di dalamnya, pengakuan, keterikatan (attached) bahkan pujian!!

dan seketika bos gue muncul dengan konteks yang nggak pernah gue liat sebelumnya : "belong to somebody"

DAMN!!!!!
body language nya langsung berubah, bahkan cara duduknya waktu duduk di samping suaminya. (bahkan dia sendiri mungkin nggak sadar) tapi gue melongo. terngiang-ngiang kalimat pertama yang dia ucapin tadi "ini suami saya.."

mungkin memang sense itu yang sebenarnya dia ucapin waktu kenalin suaminya tadi bahwa "i'm belong to somebody" dan gue tertohok betapa kata "will you marry me" adalah sebuah hadiah buat seorang perempuan yang dicintai.

yeah, somewhere, somehow sense "attached to something" adalah sebuah perasaan yang diinginkan setiap orang. Ada kecenderungan kita untuk menginginkan sesuatu yang pasti untuk tempat kembali "pulang", diandalkan, dituju, dinanti.

gue inget satu statement nanceb ini sampai sekarang "a career is wonderful, but you cant curl up with it in a cold night"
:sweaty:


bahkan untuk orang yang nggak ingin terikat, dia pasti mengikatkan diri pada sesuatu. pekerjaan, passion, hobi. anything. karena tanpa itu, hidup rasanya flat kayak dada gue *hush*.. yeah hidup rasanya hambar tanpa bumbu. Bahkan seorang petualang pun pada akhirnya butuh rumah....

dan gue masih merinding dengan kalimat itu sampai sekarang "kenalin. ini suami saya"
dan hanya bisa membayangkan, pria seperti apa yang cukup beruntung untuk ada di samping gue, waktu gue mengucapkan kalimat itu.

source: favim.com

Thursday, September 8, 2011

Pagi ini (kagum)



Pagi ini,

Aku terbangun dengan senyummu yang mencuri

Aku terbangun dengan bahagia aneh yang menampar hati

Aku terkesima oleh perasaan lucu,


Bahwa ternyata kau hadir dalam mimpi ekslusif yang tak terbagi lain

Ternyata sudah sebanyak itu, senyum itu menjinakkanku

Dan ternyata tak satupun dari itu bisa mewakili namanya untuk kubuatkan judul.


Ah,

Sepertinya ini mudah

Aku hanya (baru saja mulai) mengagumi.



Ah tidak, jangan sebut cinta.

Aku sudah tak tahan dengan kecewa yang selalu dibawakannya..

Tapi sungguh kalau aku bisa meminta

Beginilah akhir mimpi yang kuingini..





oh no!! i think i'm....

Friday, September 2, 2011

Betapa saya cinta keluarga!!

i love my family.
i called them : bapak, ibu, kiki and rian.

kalau orang mau nyombongin rumah mewah atau mobil yang bisa dikumpulin, saya rasanya ingin sombong soal kehangatan keluarga saya. hehehe.. penghuni rumah mungil di Cihanjuang, Cimahi Utara.

saya tidak dilahirkan di keluarga kaya. kami tak pernah punya mobil dan rumah bagus. tapi karena itulah, kami berkumpul di depan 1 TV, di 1 ruangan kecil, dengan canda tawa yang mengalahkan handphone secanggih apapun.

Bapak, nggak pernah mengantar saya ke sekolah atau mengambil raport. Tapi ia adalah pria kebanggaan saya. Badannya yang tinggi besar gagah berpadu dengan wajahnya yang awet muda. bapak tipe pria yang nggak segan-segan menghajar pria yang menyakiti anaknya. hahaha (pemegang sabuk hitam Karate yang pernah bikin orang gegar otak ini, sekarang juga nggak segan-segan manja gelendotan di punggung Ibu -_________-)


Ibu, super woman. Ibu mana lagi yang kuat mengangkat galon tapi juga punya masakan balado terong ter-enak sedunia? (apapun yang diolah tangan Ibu kayaknya enak deh) penyuka film Korea ini emang keras kepala tapi beliau adalah orang paling nggak egois yang saya kenal! apapun yang beliau lakukan, selau untuk kepentingan kami.. tapi nyebelin kalau beliin Ibu baju, adaaaaa aja yang beliau komentarin "iih! kamu beli berapa nduk? ibu bisa nawar lebih murah nih!" zzzz...


kiki, my very very bestfriend. hobi tukeran baju sampai pakaian dalam.. hehe sukanya cowok yang item dan bercita-cita kerja sejauh mungkin dari Jawa. cita-citanya jadi penulis dan sampa sekarang saya masih melihat korelasi gaya tulisannya dengan gaya tulisan saya (cek aja www.myolivetree.tumblr.com)


rian, my very very bestenemy. mau 17 tahun September ini. namanya: Rian Jatiawang, sebenarnya adalah singkatan dari Rijatmoko Anna Jatianing Nawang (nama sekeluarga) hehehe... cuma sms kalau lagi butuh duit -____-" yang paling ingin saya banggakan dari dia adalah: dia LAKI BANGET! gitarist band punk yang mukanya lebih mirip personel SM*SH ini, digila-gilai wanita tapi cuma setia sama 1 Inda (uhuy!)


kalau udah kumpul berlima, waktu Bapak bisa dengan leluasa merayu Ibu dan Rian gangguin Kiki sampai teriak-teriak, adalah momen yang nggak bisa tergantikan dengan belanja di tempat semahal apapun! detik demi detiknya selalu manis buat terekam di memori.

sejak tinggal di Jakarta, saya memang jarang bisa merasakan kehangatan itu lagi. makanya momen-momen liburan kayak gini nih yang bisa dipuas-puasin buat jadi anak kecil lagi, yang teriak-teriak, ketawa-ketawa, menggila, jungkir balik ;p

karena sampai kapanpun, ternyata Rezki Jatianing Warni, adalah 'Mbak' nya bapak, 'i'-nya ibu, 'Kakak'-nya Kiki dan 'Mbak Tya'-nya Rian :)

rumahku, kalian suka citaku
dan yang mengingatkanku,
dengan alasan apa Tuhan menghadirkanku ke dunia
karena sebanyak cinta bisa kurasa, selama itulah aku ingin kalian selalu ada.

....love you Pak, love you Bu, love you Ki, love you An.