Sunday, May 27, 2012

i wish you

you were, taller.
because it surprisingly, makes me feel more secure.

you were, more honest.
because so many things you didn't share, and i feel like an idiot when i knew it by myself.


you were, closer.
because so may times i feel you away, literally and emotionally.


you were, here, not there.
because here i am, sitting alone, writing about you.


i wish you were cuddling me, just like Gerry doing now for me.




Sunday, May 20, 2012

Tahapan Jatuh Cinta [Three]

Tahap 3. Menyudahinya


di dekapmu aku merasa tergenapi.
terselamatkan dari sepi yang membungkam nyali
denganmu, aku temukan teman perjalanan yang melengkapi
dimensi yang menyedot semua gravitasi




suatu hari yang hening, aku temukan nurani berteriak nyaring
kita tak bisa lagi bersembunyi, kita tak pernah ingin lari lagi
aku tak tahu harus dimana meletakkan nyeri
kecuali selesai sampai disini. 


tak ada lagi kita, tak bisa ada lagi kita


miliaran kata seolah sepakat untuk tak bisa hadir
cinta itu ingin tamat, tapi hati ini tak mau ucapkan selamat
hanya k.o.s.o.n.g 
hanya h.e.n.i.n.g
hanya pelukan panjang yang aku harap bisa mengakumulasi rindu yang segera memberontak


"sayang, bukankah sudah kuperingatkan. jangan mencintaiku sebanyak itu.
 sakitku tak ingin kubagi. rinduku biarlah aku yang mengemasi, 
 menyeretnya melawan hari tanpamu.
 tak ada yang mencintaiku seperti ini, 
 maka izinkanlah aku tetap mengenangnya seperti ini, seperti hari ini.
 ini tentang kita, dan sebentar saja aku ingin lupa....       kita tak diizinkan bersama" 


aku mencintaimu, seperti yang bisa diucapkan angin pada kincir yang menghempasnya pergi.
aku mencintaimu, seperti yang tak henti diucapkan mendung pada hujan yang membuatnya tiada. 


tak perlu sepanjang hari untuk menyadari, 
kau-lah sang sinar mentari. 


aku melepasmu pergi. menyudahi petualangan dalam mimpi. 

Tahapan Jatuh Cinta [Two]



Tahap 2. Menemukan yang Terhilang

poros jagat raya sekarang ada di badanmu. 
kemana kau pergi, kesanalah bumiku menghadap. 
rasanya salah kalau menghadirkanmu di kepala, tapi aku menikmatinya 
untuk seribu satu alasan.
tapi kenapa butuh alasan? dan tujuan? 
menikmati hangatnya matamu saja, sudah hadiah untuk miskinnya hari-hariku lalu.

sampai aku tahu ada yang berbeda.
tidak lagi 2 orang asing yang menyapa dalam keanehan
kita sudah bicara dalam bahasa yang hanya bisa dimengerti kita.
sandi-sandi morse yang seukuran cahaya mata, tak terukur kecepatannya

cukup tahu, kau sudah bersamaku. 

k.i.t.a berdua setuju untuk bertemu, di alam itu. 
sebuah limbo yang memenjarakan kita dalam waktu yang tak punya tenaga. 
hanya berotasi dalam diam yang membuat detak jantung jadi simfoni megah 
yang setiap nadanya, 
adalah bahagia. 

tak perlu hadiah kata "aku juga" 
kau hanya memberiku mata itu. 
dan setiap jengkal tubuh kini adalah bagian dari pemujaan, pengabdian, penyerahan.
cinta juga yang akhirnya menyapa, 
menyatukan yang terserak, meniadakan yang teryakini, 
menyetujui yang semula tak ada, menjadi nyata

kau..
kutemukan apa yang selama ini terhilang.





Tahapan Jatuh Cinta [One]

Tahap 1. AHA moment


dunia masih berputar di porosnya, menyelamatkan pagi, menyudahi malam
aku hanya mengikuti saputannya, melangkah tanpa masalah
matahari tahu caranya pulang pergi, udara tahu caranya menghidupi bumi
aku tahu caranya menjadi tak sepi, menggenapi nyali, menjadi hidup dengan tak ingin mati.


aku hanya satu dari banyak manusia yang tahu hidup bergulir ke satu arah : maju.
dan siapa yang tahu kalau hari ini akan berbeda
karena keputusanku untuk ada di lantai itu, hari itu, detik itu.


aku sudah lalui triliunan detik tanpa cela, dan semua terhilang dalam jejak bias tanpa cerita
siapa sangka dari sekian banyak waktu yang kita habiskan bersama,
hari ini, 
kau mencuri sebuah diantaranya.
1 detik, yang tak punya nama, selain.. AHA.


kau menghentikan rotasi bumi.


membuat kaki tertanam di lantai dan detik jatuh ke dekapan
kakiku tertanam dalam ruang, 
dan aku dilempar dalam limbo tak berbelas kasihan -namun kupertahankan.
kau merekonstruksi semua teori di kepala, kau meniadakan waktu


lewat sebuah senyuman. lewat mata yang tersembunyi. 
lewat langkah sekejap yang menghilang di koridor
lalu sudah. kau menangkap momenku. 
aha moment-ku.