Sunday, August 26, 2012

Meski di Uranus atau Saturnus

Orang bilang cinta adalah tentang memberi, 
Aku menerima banyak, darimu. 
Aku tak tahu bagaimana membalasnya, selain dengan rindu,
Rindu yang banyak, untukmu. 

Cinta tentang supremasi? Kau menaklukkanku.
Kau mengemasi hatiku dan membawanya pergi, enggan mengembalikannya lagi. Kau mendefinisikan ruang dan waktu dengan cara yang berbeda, kau membuat namaku terdengar berkali lipat lebih bermakna. Kau mencuri kewarasanku, menguncinya jauh dalam limbo rindu tanpa ampun. 

Aku menginginkanmu, dear.
Aku menginginkanmu hadir lewat ucapan selamat saat aku memenangkan sesuatu, lewat marah saat seseorang merendahkanku, lewat tawa renyah saat aku menemukan candaan konyol baru. Kau yang ingin aku miliki untuk berbagi saat-saat itu. Tanpa cela, tanpa perlu usaha, kita sudah berbagi lebih banyak dari yang kita duga. 

Ya, kau tak pernah berubah. 
Masih tubuh yang sama yang kupandani saat kereta beranjak pergi. Mata yang sama yang berkata aku adalah segalanya. Tangan yang sama yang membuatku nyaman di genggamannya. 


Kita bisa saja ada di planet Uranus atau Saturnus, tapi itu tak akan mengubah kenyataan kalau kita mencintai satu sama lain, memiliki satu sama lain, dan bahagia karenanya. 

Aku tak berani menghitung waktu,
Tapi lebih dari 1000 hari sudah berlalu,
Dan aku masih tahu, itu kamu. 

Kalau kau pikir aku bercanda, lihat apa yang sudah kau lakukan untuk weekendku. 

Saturday, August 25, 2012

Rindu kamu



.....
Izinkan aku merindukanmu malam ini.
Aku sudah melawannya sekuat tenaga sejak tadi, aku lelah, aku kalah.
Kau hadir, kau menang, kau benderang.
Silahkan, jajah kebebasanku.

Hadirlah sebagai sela-sela detik diantara jam berderik
Diantara lautan bintang, dan bunyi klakson mobil yang menyalak galak
Bayanganmu ada, mengintip geli
Menemukanku lari dari rasa yang kunamakan tak nyata

Aku melihatmu dimana-mana
Di antara sela-sela jari, di bayangan cermin sebentuk senyum..
Aku merasakanmu ikut melaju di seutas bentangan rindu
Sekuat itu kau menyeretku serta, menyalakan ruang gelap yang semula hampa, tiada rasa

Ada cinta,
Cinta yang banyak untukmu
Yang semula sudah kugantungkan di bayangan langit
Yang semula kukaitkan ke gravitasi bumi
Berharap dibawanya kabur tak pernah kembali lagi
Bukannya malah membelalakkan mata, di malam buta

Rindu ini sudah menamparku di muka
Menelanku jadi irisan tanpa daya yang dilumatnya nikmat
Aku tak kuasa menjadi rindu, sangat rindu..

Kemana aku harus membuangnya?
Selain sebatas pesan yang tak mungkin sampai.
Tak mengapa, aku tetap menuliskannya
Berharap semesta merasa kasihan,
Berharap segera datang keajaiban.

Izinkan aku merindukanmu malam ini.
Lewat sebatas kata, yang kuharap sempat kau baca.

Ada cinta.
Banyak cinta.
Mengkerut, menunggu kau jemput.

Malam minggu-dengan Apple Pie : 23.58



Friday, August 24, 2012

[PART 2] kewarasan



saat kupikir aku sudah di titik terendah,
dan semua pertanyaan seolah buntu dan menggantung habis,
aku menemukan satu pertanyaan tersisa
“lalu sekarang apa?”

aku tercengang mendapati banyaknya hal yang indah bersamamu
dan tersentuh dengan banyaknya cara kau melengkapi hidupku
tapi, itu ‘sudah’
kau sudah datang, melaksanakan misimu
aku sudah datang, mendapatkan pelajaranku
Tuhan sudah selesai, mempertemukan takdir kita, dan Tuhan sudah tahu kemana akan membawanya

lalu
sekarang
apa?

Kalau Tuhan ingin sesuatu untuk k.i.t.a , Ia sudah lakukan segalanya
Kalau semesta ingin ubah satu dua hal lewat k.i.t.a, ia sudah dapatkan
Misi k.i.t.a sudah selesai, dear

Aku sudah mendapatkanmu, dalam ukuran partikel yang PANTAS aku dapatkan
Aku sudah mencintaimu, dengan setiap mampu yang BISA aku berikan
Kau sudah membawaku pergi dari titik dulu, ke hari ini
Kau sudah mengajariku terbang, membumi, benderang..

Kini, Aku yang akan mengajarimu terbang
Tinggalkan aku, pergilah dari jagat rayaku.
Buktikan padaku, kau pantas dibanggakan, sebagai masa lalu

Karena,
Aku punya jagat raya untuk ditemukan
Aku punya bumi untuk ditinggali
Aku punya sayap, pemberianmu, untuk terbang semakin tinggi
Aku punya hati sebesar dunia,
Untuk membuatnya selalu tinggal,
Menjaganya
Membuatkannya cinta terbaik yang aku bisa

K.A.M.I akan bertemu di frekuensi paling sempurna
K.A.M.I akan menawar nasib
K.A.M.I akan bertukar takdir

K.A.M.I akan melanjutkan hidup.




Thursday, August 23, 2012

[PART 1] ketidakwarasan.



Kemenangan terbesar hati atas otak, adalah waktu bangun pagi
Waktu udara sepertinya punya zat yang memfilter segalanya,
Menjadi jelas, mudah terbaca.
Saat itulah aku tahu,
seberat itu aku sudah patah hati.

Aku hanya bisa benamkan kepala di bawah bantal
Berharap gelap membawa wajahnya pergi
Tapi tanpa perlu mengemis pada otak,
Memori sudah membuatnya datang lagi, lagi, lagi

Lalu aku coba meraba pelan-pelan
Seberapa sakit itu sudah terasa
tanpa merasa perlu kasihan,
Ia hadir lagi di hantaman keras sepotong kesimpulan :

Dia sudah pergi.

/
/
/
/

Lalu jam, menit dan detik sepakat berhenti
Memberikan impuls otak untuk memilah dan meyakini
Bahwa cinta untuknya pernah sebesar dunia
Bahwa cinta padanya pernah membuatku merasa begitu sempurna
Dan cinta itu sudah dikemasinya pergi

Dan cinta yang sama, membunuhku dalam s.e.p.i

Berhari-hari..
Berbulan-bulan..
Bertahun-tahun..

Apa yang harus kulakukan dengan kenyataan,
Bahwa kau hadir di setiap partikel mimpi?

Kau cukup ADA, dan semuanya terasa lengkap dan baik-baik saja

Bagian yang paling sulit,
Adalah merelakanmu menjadi satu dari milyaran manusia
Dari ‘kelak’ menjadi kata ‘pernah’ dan ‘tamat’
Bagaimana aku bisa mengekstraksi mimpi,
Meniadakan namamu, dan mulai dari awal lagi?





dear, kumohon, kembalikan hatiku.