Sunday, September 23, 2012

One Day of Our Day [TIGA]


One Day of Our Day
[TIGA]

Aku dengar garasi terbuka, kau membukanya sendiri. Aku bergegas keluar tanpa sandal. Sebelum kau masuk mobil, aku meraih tangan kananmu, mengecupnya sambil bungkuk. Kau mencium ubun-ubunku, lalu masuk mobil.

Kau melempar kunci mobil ke meja. Langsung menghempaskan badan ke sofa.
“your coffee dear” aku menyodorkan kopi hitam pekat
“oooooh my heaven!” kau langsung menyeruputnya tanpa babibu
“pasti kau nggak makan malam, makanya aku duluan” aku meraih caesar salad dan mendekapnya. Duduk di sebelahmu yang sibuk mencari remote TV.
Kau menyalakan TV. CNN. Kau memaksa kakiku turun dari sofa, kau tidur di pangkuanku. Meringkuk, belum mandi.
Aku memanfaatkan momen untuk merebut remote TV. E Channel.
“Hey! “ kau berusaha merebut remotenya lagi, aku menyembunyikannya di balik punggung.
“It’ll give you insiiiiigghhhttt!” aku masih berusaha menjauhkan remotenya darimu. Kau tak menyerah.
“insight apaan dari Kim Kardashian??”  kau menyambar tanganku yang tak mau menyerah
“she is role model ibu rumah tangga Jakarta, bodoh!” aku mengacungkan remote tinggi-tinggi. Kau melirik tangan kananku, lalu secepatnya menghujamkan telunjuk ke ketiakku.
“Awwwww!” remote terlepas dengan mudah, begitupun salad di tangan kiriku.
Salad tumpah ke pangkuanmu, melepaskan tawaku begitu renyah..
Kau juga tertawa nyaring. Rasanya lupa beban pitching.





Kau berbaring di tempat tidur. Aroma sabun tercium wangi. Tak ada bau ayam atau mayonaise. Aku merapat ke dadamu. Bisa kurasakan kau menarik nafas panjang.
“long day huh?” aku bertanya
“the campaign didn’t run well. Mereka minta dievaluasi. They could be back off”
“the parfume?” aku mendongakkan kepala. Melihat kekhawatiran di matamu.
“ya. Aku harusnya stick ke produk maskulin. Makanya aku bingung kalau dapat FMCG, they’re teenage! Tahu apa aku soal teenage?”
aku duduk tegak.
“I’m teenage” aku berdehem
“hm I love Miley Cyrus, Justin Bieber, High School Musical, I love twitter and nice boyfriend is someone who will not jealous to Nick Jonas”
kau terbahak-bahak. “Dasar ABG!!” kau menjitakku keras
“hey I’m running business from E Channel dear!” aku sendiri geli.
Kau menciumi pipiku gemas.

“I love you bodoh” aku tenggelam di dadamu.
“I love you too bodoh” kau merapatkan selimut.
Hanya terdengar suara jangkrik, semoga mereka terlelap dalam damai. Sepertiku.
“keep being my hero” kataku pelan, di tengah kegelapan.
“keep making me your hero” kau memelukku erat.



Aku bisa saja tak mandi sore ini, tapi kau tak pernah menolak memelukku dalam lelap.
Kau bisa saja lupa membelikan sabun deterjen, 
tapi aku tak pernah menolak mencucikan tumpukan kaos kotormu.

Aku bisa saja tak menyukai yang kau lakukan, 
tapi aku tak pernah 
ingin 
menjadikannya 
alasan 
mengecilkanmu.
Kau adalah cinta.

Karenamu, aku punya alasan untuk bangun besok hari. 
Cintamu, adalah energi yang mengadakan hari, membumikan cinta, menghidupi jiwa.
Selamat malam dear, dimanapun kau berada.
Kelak, ini akan jadi hari kita. 

One Day of Our Day [DUA]


One Day of Our Day
[DUA]

Peugeot 407 kami tak mampu berkelit dari kemacetan. Dan seperti yang sudah kuduga, suara teriakan gitar band rock Within Tempation mengalir jernih dari semua penjuru. Aku mengeluarkan handphone, cek kotak pesan, khawatir wartawan itu sudah sampai dan aku akan kelihatan tolol karena terlambat. Tidak ada. Kau meraih tangan kananku, mengenggamnya dan meletakkannya di pahaku. Tangan kananmu fokus di kemudi.

“kedinginan ndak?” tanyamu. Oh ya, mobil juga punya AC.
“apa?” aku mendengar, tapi pura-pura.
“kedinginan ndak?”
aku hanya memandangimu, mengkonfirmasi pertanyaan
kau mengecilkan volume audio. Akhirnya.
Tanpa meminta jawaban, kau mengecilkan AC.
Aku mencium punggung tangan kirimu. Kau mencium punggung tangan kananku. Aku bersender ke bahumu, meratapi jalanan yang semakin padat. Kau menciumi kepalaku berkali-kali.



selamat siang Pak. SENT.
siang Bu. Lancar interviewnya? SENT.
Ditanyain kenapa iklan Mazda bagus bener Pak. Saya bilang suami saya jenius. SENT.
Crut. SENT.
Udah makan kan dear? SENT.

….
Bodoooohhh.. SENT
Maaf Bodooohhh..  habis discuss sama team. Brief baru pitching. FMCG. You are the best on it. Sigh. SENT


Sorry dear.. hehe gantian, habis ada tamu dari Singapore. Namanya Liong Jee. Liong! SENT
I am your only Liong! SENT
And I’m the Only Mrs. Liong! I’ll be home at 5. SENT
Sorry dear can’t make it, still discuss the pitch. Call taxi. See you at home. SENT



One Day of Our Day [SATU]


ONE DAY OF OUR DAY

[SATU]
“dear, aku kedinginan”
kau bergerak merayap ke ujung tempat tidur, meraih remote AC, mematikannya.
Kau kembali ke sisiku, meraih kepalaku, meletakkanku ke dadamu.
Kau akan kepanasan, tapi kau tak akan izinkan aku kedinginan.



“good morning, dear. Your coffee is ready”
matamu mengerjap ngantuk, pelan-pelan terbuka dan menemukan senyumku.
Kau segera bangun, mencari keningku, menciumnya dalam diam.
“I love you”
“I love you too”
dan kau bergegas menyambut kopi, sementara aku mandi.

Aku membesarkan volume speaker handphone, saat kau mengernyit dari balik koran
“korea?”
“we will play your song during the traffic, please allow me to have my antitoxin now” aku meletakkan cangkir tehku.
dan kau tersenyum geli, tapi ikhlas, karena musik menghentakmu akan menjadi original soundtrack sepanjang perjalanan ke kantor. Ku. Kau bebas melanjutkan sesukamu sepanjang waktu menuju kantor. Mu.

Kau melepas sandal, meletakkan kaki telanjangmu di atas kakiku.
Aku selalu menganggapnya “berpegangan tangan”, tanpa campur tangan si tangan.

“Citra Pariwara sebentar lagi kan?” aku membereskan cangkir kopimu di bak cuci
“yeah, sebentar lagi, tahun depan, who care” kau tersenyum sinis dari seberang ruangan
“it was said so cruely by someone who actually ever won it”
kau menghampiriku, memelukku dari belakang.
“it only once, and it didn’t make me rich” kau menciumku sambil berbisik
“we gonna be late my love, you told me you have appointment”
aku menciprat-cipratkan air di tangan, tak tega mengambil selembar tisu.
“it just an interview, with marketing magazine. Mereka nggak akan datang on time. Kebiasaan wartawan.” Aku berbalik, menemukan matanya.
“shall we?”
“then, you said we got a couple minutes?” kau menggodaku. Mata sipitmu tenggelam di balik senyuman.
“bodoooohh! Stop it! We go…… now”
aku bergegas meraih tas, dan kau mengambil kunci mobil.
“why I love this cruel woman, dear Lord!”
aku terbahak geli.

Kenapa juga aku juga mencintai pria bodoh ini.