Sunday, April 21, 2013

[PART TWO-HABIS] Tentang Ibu


.....

Disitu gw lihat seorang perempuan keras yang punya tekad. Demi suaminya yang lagi terpuruk, dia harus bangkit. Demi anak-anaknya dia harus terlihat kuat. Walaupun ada kemunduran besar dalam ekonomi keluarga, Ibu tetap mengusahakan yang terbaik buat anak-anaknya. Dan suaminya.

Ibu adalah istri yang luar biasa. Semarah-marahnya beliau sama Bapak, akan selalu ada teh manis hangat di meja waktu pagi dan sore. Baju Bapak tetap bersih dan disetrika rapi. Paling kalau lagi marah besar, Ibu pindah ke kamar anak-anaknya. Kadang menangis dalam tidur.

Entah berapa kali gw lihat Ibu ngangkat galon seorang diri, ganti gas sendiri, ganti bohlam lampu atau benerin tirai. Ibu selalu bilang sama gw, jangan pernah jadi perempuan yang bergantung di kaki laki-laki. But more than that she shows me that she’s Dad’s strength. Nggak peduli semarah apapun, Bapak ya pulang ke rumah. Minum tehnya dan pakai baju setrikaan Ibu.

Dan datang lagi cobaan itu, waktu keluarga kami dimusuhi tetangga karena bapak menolak buat bergabung di serikat pekerja yang memprotes PHK. Gw diludahin seorang ibu-tetangga sebelah rumah. Gw dimaki-maki, dan diludahi. Ibulah yang maju buat membela gw. Baru kemudian gw tahu semua yang beliau bilang ke orang itu dan gw ngakak sejadinya. What a power that mom has to protect her kids!!! SEE?! I HAVE SUPER MOM!

Life goes on until today. Ibu & Bapak alhamdulillah sehat. Sejak Bapak punya pekerjaan baru, Ibu berhenti jualan makanan dan join catering, instead. Sampai sekarang di rumah Ibu nggak punya pembantu. Entah udah berapa kali gw minta cari pembantu, ibu ogah-ogahan. Gw inget Ibu pernah bilang Ibu merasa berguna kalau bisa ngerjain semuanya sendiri, atau cuma karena ibu nggak cepat cocok sama pembantu.

Keharmonisan Ibu dan Bapak yang udah melampaui usia 25 tahun, makin kuat sekarang. Justru di usia 50 tahun, Ibu dan Bapak makin mesra. Berantem pasti sering tapi mungkin karena anak-anaknya semakin besar, mereka pada akhirnya sadar mereka cuma punya satu sama lain. Di Hpnya Ibu namain Bapak A.SINYO. sounds weird tapi setelah gw tanya artinya, ternyata Sigara ning nyowo, atau …wait for it… belahan jiwa.

Ibu has shown me how hard it is to be a woman, and wife, and MOM at the same time. Beliau pernah ngalamin di bawah, dan stress karena nggak bisa nunjukin itu sama anak-anaknya. Hidup Ibu adalah tentang suami dan anak-anak yang dicintainya. Kebahagiaan ibu adalah dengan tetap jadi pusat jagat raya itu, jagat raya suami dan anak-anaknya setiap dibutuhkan. Merasa bermanfaat dan dibutuhkan.

YA! ITU DIA! bener kata artikel itu, mom should stop being a BETTER mom, mom should be a HAPPIER mom. And what makes ‘em happy is by being the center of family, no matter how busy she is, no matter how busy her family is. SHE’S HAPPY BEING that way. SHE’S HAPPY being MOM.

Ibu nggak keberatan pulang malam dan dimintain masak, karena dengan itu beliau bisa lihat betapa anak-anaknya kangen masakannya. Ibu nggak keberatan benerin kancing Bapak yang lepas, early in the morning, karena dengan begitu Bapak bisa berangkat kerja dengan ucapan terima kasih –yang sometimes disampaikan dengan kasih sayang. IBU bahagia dengan jadi IBU. Her whole life and breath is about it.

And I love her more than anything in this world.
I love Bapak too, of course.
I dedicated this blog for Rr. Resmiana Eko Wiyati who decided to get married on a such young age, and decided to deliver me to this world. Decided to give the best for me and decided to always be IT for the rest of her life. To be my Mom, to be Kiki’s mom, to be Rian’s mom and to be Ny. Ridjatmoko.

I dedicated this blog to honour her strength that surely make me who I am today, and her determination to be my favorite person in the entire world. I give her a privilege pass to my deepest heart and stay there with my warmest love and respect.

Selamat Ulang Tahun Ibu. 24 April 2013.
Semoga Ibu panjang umur dan selalu sehat. Bisa bikinin tya terong balado terenak sedunia-yang tya belum tahu masaknya gimana. Tya mulai suka masak, doa Ibu sama Allah terkabul :)))) Maafin tya belum bisa naikin pangkat Ibu jadi Nenek. And I love you for not judging me and respect me for what I decided until today.

Akhirnya pertanyaan itu terjawab juga.
apa yang paling membahagiakan buat IBU?


….. Menjadi Ibu.  

[PART ONE] Tentang Ibu



Hari ini hari Kartini. The day when Indonesian woman celebrate their freedom to choose and their right as human being. Gw salut sama R.A Kartini yang pada zaman itu udah memperjuangkan hak pendidikan buat wanita dengan mendirikan sekolah. Menuntut perempuan supaya bebas menentukan pilihannya buat masa depan sendiri. Karena sampai tahun 2013 ini, di belahan dunia sana, masih banyak perempuan yang tertindas sama norma sosial dan jadi mahluk kelas rendah yang nggak punya hak.

Ironisnya, hari ini gw justru punya BEBAN buat membuka layer tentang ke-perempuan-an ini di level IBU dan ISTRI. 2 peran yang membedakan perempuan “saja” dengan perempuan LUAR BIASA.

Gw punya deadline. 3x24 jam lagi. Buat menemukan layer terdalam ini dan ngebungkusnya jadi strategi yang ciamik. Masalahnya adalah, GW BAHKAN NUTUP MATA buat hal ini. Hal ini yang disebut P_E_R_N_I_K_A_H_A_N dimana punya anak disana adalah K_O_N_S_E_K_U_E_N_S_I.

Tuhan punya strategi buat bikin gw mikirin tentang ini. Dikejar lewat norma sosial gw bisa tutup kuping, eh Tuhan mempertemukan gw dengan hal ini di kerjaan. “Bensin” gw buat tetap jadi TYA. Mau nggak mau gw stuck dengan kenyataan buat membuka layer ini satu per satu.

Syukurnya, gw punya IBU.
Dan dari sanalah gw akan mulai perjalanan ini. Perjalanan buat menguak pertanyaan penting :  apa yang paling membahagiakan buat IBU


I have a SUPER WOMAN mom.

Ibu menikah umur 24 tahun, dan punya anak pertama –gw- di usia 25 tahun. Ibu adalah anak sulung dari 6 bersaudara. Sejak kecil diurus oleh neneknya bukan ibu kandungnya (karena adiknya banyak). Sebagai Taurus, anak pertama dan hidupnya nggak mudah, Ibu adalah orang yang keras kepala. Untung hal itu dibalut perawakan yang “perempuan banget”, jadilah Ibu perawat baik hati yang mempesona banyak pria. Sampai Ibu ketemu Bapak. Mereka jatuh cinta dan LDR Bandung-Semarang, sampai akhirnya menikah.

Ibu melepas karirnya sebagai calon PNS di RS Karyadi Semarang, demi Bapak (Mungkin sebenarnya demi keluarga impiannya). Ibu melewatkan tahun pertama dengan kehamilannya, jauh dari Suami. Saat itu Bapak kerja di Bandung, dan Ibu di Ambarawa. Dan lahirlah Rezki Jatianing Warni ini di akhir tahun 1986 itu. Dimulailah perjalanannya sebagai manusia yang baru.

Anak pertama. Bayi pertama yang cengeng dan nyebelin. Entah berapa kali mungkin Ibu terpikir menyesal di usia yang sangat muda, sold her soul to this little devil. Ibu dan Bapak langsung mandiri, punya rumah sendiri walaupun ngontrak. Dan tumbuhlah tya kecil dengan bahagia, punya segalanya yang diimpikan anak seusianya. Tiap tahun ada pesta setiap 4 Nov, punya sepeda roda tiga, perhatian orang tua sepenuhnya.. sampai kutu kupret ini datang, Rizky Nawang Diandini, lahir 1990. Dan tya kecil jadi kakak, yang harus sayang sama adiknya. Waktu Kiki umur 2 tahun, akhirnya kami sekeluarga pindah ke rumah sendiri. Rumah kecil tipe 21 KPR BTN yang dibangun sedikit demi sedikit. Ibu masih ketawa kalau ceritain gimana tya kecil bolak balik bantu ngangkut semen, dengan ember kecilnya sendiri. Kiki masih nenen.

Sampai kemudian keajaiban itu datang. Ibu hamil lagi ketiga kalinya, 4 tahun setelah Kiki lahir, dan 8 tahun setelah tya lahir. Ibu 32 tahun, ini mungkin kesempatan terakhirnya buat melahirkan anak laki-laki, yang selalu diimpiin Bapak. Dan Tuhan sayang banget sama keluarga kami, seorang anak laki-laki lahir tahun itu. Rian Jatiawang, yang sebenarnya kepanjangan dari RIjatmoko ANna JAtianing naWANG.

3 orang anak, 2 sudah bersekolah dengan rumah yang belum lunas. Di tahun 1998 Ibu akhirnya memutuskan kerja lagi. Tya SMP masih ingat betapa sedihnya tiap pagi kalau Ibu berangkat kerja. Drama drama drama. Rian kecil nangis karena harus diurus pembantu. Kiki di pojokan, makan. Kadang gw heran tu orang punya perasaan nggak sih.

Dan kehidupan pun perlahan membaik, dari mulai kulkas, TV lebih besar, tempat tidur sendiri, dan mobil mungil. Bapak sering ngajak kami bertiga lihat pesawat sambil nunggu Ibu pulang kerja di hari Minggu., dan kami akan nunggu berjam-jam denger cerita Bapak di dalam mobil tanpa AC itu. Dan Kami sepakat, nggak ada yang lebih enak dari masakan Ibu. Walaupun capek tapi setiap pagi Ibu masih masakin esreng-esreng, nasi goreng tanpa kecap yang enak banget.

Sampai kemudian Ibu diberhentikan dari pekerjaannya karena perekonomian sedang buruk. Nggak cukup disitu, Bapak juga diPHK tahun 2002. It’s painful and one of my worst part of life. Hubungan Ibu & Bapak memburuk dan mereka sering sekali bertengkar. Sampai Ibu akhirnya memutuskan harus ambil tindakan. Ibu akhirnya berjualan makanan kecil-kecilan, dibantu bapak yang bertugas belanja setiap paginya. I woke up at 2 AM and knew that they went. They work really really hard, and it’s painful to remember. 

...... bersambung