Sunday, December 4, 2011

surat untuk djatya

kau tak tahu kenapa orang ingin menikah
setelah apa yang kau lihat dari sebuah pernikahan, kata 'bahagia' ternyata hanya bagian dari drama
kau tak tahu sekarang apa cinta bisa menyembuhkan
karena semua yang sudah kau rasa, itu hanya menyakiti dan membuatmu lemah
kau tidak begitu yakin seberapa kau ingin bersahabat lagi dengan ritual agama
karena Tuhan sangat dekat sampai kau tak tahu lagi apa kau ingin bersahabat atau meninggalkanNya

sekarang kau tahu, betapa sakitnya dirimu.

karena kau mempertanyakan semua hal, sebanyak kau mulai mengabaikan semua hal.
cinta kadang masih mengusikmu di suatu tempat. Tapi kau ragu, apakah itu cukup untuk membuatmu percaya lagi,
pada segalanya..

pada pernikahan (yang entah sampai kapan akan mengejar kakimu untuk terikat di dalamnya)
pada cinta (yang entah sampai kapan membuatmu cukup lemah, untuk menyerah)
pada Tuhan (yang entah sampai kapan bisa kau abaikan, ketika ia jelas-jelas hadir setiap saat)

hati nurani. yang sudah tak kau hiraukan lagi untuk banyak alasan. Karena ia mengatakan apa yang tak ingin kau dengar, atau se-sederhana -apa yang dikatakannya hanya akan membuatmu merasa tersesat dan tak tahu jalan pulang.

jadi kau memutuskan untuk menikmati ketersesatan ini. atas nama definisi bahagia yang terasa abstrak.

hanya menunggu..
dan menunggu..
sampai momen itu datang, membetulkan semua pada tempatnya
mengembalikan apa yang terhilang
dan mengizinkanmu, kembali pulang..

aku merindukanmu, tya.

No comments:

Post a Comment

feel free to feedback :)