Monday, June 20, 2011

Part 0: Takdir


...........................

Suatu hari saya tiba-tiba disibukkan dengan segala sesuatu soal hidup. Soal yang jelas terbaca sampai yang para filsuf pertanyakan. Soal Tuhan, soal waktu, soal takdir.


Waktu. Membuktikan Tuhan itu ada.

Tuhan. Membuat kita percaya takdir itu nyata.


Destiny. Adalah satu kata yang merangkum plot film Slumdog Millionaire. Saya tahu Tuhan merancang takdir tanpa prediksi.


Tak ada yang perlu diprediksi ketika Tuhan membuat itu PASTI terjadi. Itulah takdir.



Takdirlah yang mengantar kita jadi manusia-manusia yang saling melengkapi hidup satu sama lain. Kita lahir dengan misi-misi tertentu untuk merubah hidup orang lain, dari hal kecil seperti tempat duduk saat di bus sampai mengakhiri hidup seseorang. Sounds creepy ya? Tapi kalau takdir seseorang dibunuh, bukannya ada orang yang takdirnya membunuh? Kalau ada takdir orang ditinggalkan, bukannya ada orang yang takdirnya meninggalkan?



-lalu terselip pertanyaan janggal, adakah Tuhan menakdirkan seseorang menjadi jahat? Dan keputusanNya kah membuat hidup seseorang beralasan untuk masuk neraka? (to be discuss.. anyway)



Waktu saya membaca kompleksitas kita sebagai manusia sosial, saya disadarkan bahwa hidup ini terjadi bukan untuk kita sendiri. Ada takdir-takdir lain yang diminta-Nya berpotongan di satu titik. Kadang bukan cuma untuk memberi kita pelajaran, tapi juga misi kita untuk merubah hidup satu dua orang.


jadi pada dasarnya, tak ada orang yang benar-benar jahat

dan juga tak ada orang yang benar-benar baik


kita hanya bidak-bidak kecil untuk bermain, jadi, mari bermain..

Tuhan tahu, siapa yang sedang ia perhatikan :)





No comments:

Post a Comment

feel free to feedback :)