Kau duduk bersila
bersamaku, menghadap cermin.
Aku tersenyum dengan mataku dan kau menyeringai
mengejek. Sepiring kecil adonan masker masih basah tergeletak di antara kita.
Dan kau menatapku di cermin.
“rasanya
dingin-dingin gitu ya?”
aku mengangguk geli.
Ada penasaran di nada suaramu.
Aku mengambil
piring maskernya dan memegangnya di depan wajahmu.
Kamu harus coba..
aku kirimkan telepati. Ada senyum geli 2 detik sebelum kuas maskernya menyapu
wajahmu.
Dan disana, masker
dingin di wajahku remuk perlahan. Menahan geli melihat wajah kita bermasker
bengkuang – di depan cermin.
Jangan ngomong! Aku
bertelepati lagi. Dan kau menunduk menahan tawa. Aku memandangimu, jauh dari
kata gagah dengan masker itu. Tapi kau bersamaku, di closet mini ini. Melakukan
hal bodoh yang nanti akan kita tertawakan bersama.
Kita berdua duduk
menyender di lemari, menghadap dinding. Hening. Dan kau mulai mengetik di layar
iPad.
Love to see you like that.
Kau serahkan ipadnya padaku.
You love me everyday.
Balasku
Even when you’re menyebalkan. Cuma ditahan
aja.
Kau membalas lagi.
Me too.
Balasku singkat sambil mencubit perutnya. Masker keringnya
luruh ke atas ipad.
Aku mengikik.
Many times fight the feeling kalau kau lagi
nagging. Nyatanya selalu ada cara/jalan that brings me back here. Again. And
again.
Kau kembalikan lagi
ipadnya ke tanganku, sebuah senyum lewat di matamu.
I thank you, then.
Aku tak menulis, itu terucap pelan di bibir
kakuku,
Love this moment.
Katamu kembali di ipad
Funny, too.
Ujarku sambil masih mencoba menahan masker
ini utuh selama mungkin.
I love you here, with me.
Tulisku, menutup pembicaraan di iPad. Kau
mencium keningku pelan.
===================
aku menatap iPad di
hadapan jendela, tulisan itu masih ada. Dan andai kau ada disini, kau akan tertawa
bersamaku waktu mengingatnya.
Masih pukul 08.00
malam saat ku kunci pintu dan menyelinap ke balik selimut. Berharap ada kamu di
pelupukku saat aku terlelap nanti.
Miss you too.
No comments:
Post a Comment
feel free to feedback :)