Setumpuk catatan
masih tergeletak di meja kantorku. Beberapa minutes meeting ini harus terkirim
besok pagi. 3 meeting in a row dan semua hal yang terjadi di meeting itu harus
tertulis dan dikirimkan ke client.
“hei masih banyak
kerjaan nggak?” pesan di chat messenger muncul menutupi layar monitor.
“iya nih masih ada
beberapa email lagi” balasku
“jam 10 cabut yuk”
balasmu cepat
“setengah jam lagi?
Mana selesai?” aku membalas lagi
“kalau selesai ya
cabut kalau nggak, aku pulang duluan ya” katanya
aku memandang
sekeliling. Aku tinggal sendirian di ruangan. di lantai atas mungkin masih ada
orang tapi aku tidak akan diam saja kalau di atas juga ternyata kosong dan kamu satu-satunya manusia di gedung ini yang belum pulang.
Aku kerjakan
semuanya kilat. 1 email terakhir dan BOOM!
“woy!” sebuah suara
hampir membuatku terpental dari kursi
“e busyet!! Nggak
bisa assalammualaikum gitu barangkali???” aku memegangi meja kuat-kuat,
berharap tak perlu menendang apapun ke wajahmu.
“kalau aku pulang,
kamu sendirian lho” kau menyender di cubicle-ku sambil membuat suara-suara sok
seram.
......
“ini bukan jalan
pulang kayanya” aku celingukan di dalam mobil
“siapa yang bilang
mau nganter kamu pulang?” dia menyeringai di balik kemudi
dan aku pun sadar
kata-kata “cabut” punya ribuan definisi.
Musik 30 Seconds to Mars menyalak keras dan tanganmu ribut mengetuk ngetuk setir. Aku tak kenal
lagu ini hanya melihat judulnya di tampilan radio mobil tapi enak juga. Nanti aku tinggal minta MP3-nya.
“pernah keluar
negeri?” tanyamu
“nope.” Jawabku
singkat sambil menyadari kita baru saja masuk ke tol menuju bandara
“ingin pergi?”
tanyamu lagi.
Aku mengangguk
sambil bingung. “nggak punya paspor” jawabku singkat dan kau tergelak.
Turun dari mobil
dengan bergegas, kau langsung menggandeng tanganku. Kau melewati banyak orang
dengan gesit. Sampai tiba di terminal 1B.
Kau masih
menggandengku menaiki tangga. Mulai kehilangan hiruk pikuk di terminal dan
akhirnya hening.
Hanya kita.
Waving Gallery.
aku bahkan tak tahu tempat ini ada.
“welcome to our
first date” kau tersenyum dan langsung memandang lepas ke arah runway. Aku menatapmu
sesaat sebelum tersenyum sendiri. Haha it’s a date?? Tangan kita berjauhan dan
mata kita tidak memandangi satu sama lain. Tapi disana, hanya berdua, melihat
pesawat lepas landas dan mendarat, adalah kencan aneh yang harus kubilang,
istimewa.
Udara malam itu
dingin, dan sesaat sebelum kelingkingmu menggamit kelingkingku, kau bilang.. “I
love you. And I know you love me too.”
30 Seconds to Mars
memekakkan telingaku. Sebungkus roti dan sebotol air minum menggantikanmu di
sampingku. Sendiri di Waving Gallery. Aku pejamkan mata dan mengingat seperti
apa rupamu di kencan pertama itu. I love you, and I know you love me too.
Miss you too.
No comments:
Post a Comment
feel free to feedback :)